Saya mengenal seorang pendeta yang kudus di India, yang seperti nabi Hosea, mempunyai seorang istri yang menyeleweng dengan bosnya. Walaupun dia mengetahui penyelewengan istrinya, tetapi karena cintanya kepada istrinya, dia tidak mau menceraikan istrinya tersebut. Ketika saya mengadakan suatu pertemuan di gerejanya, Roh Kudus mengungkapkan kepada saya tentang segala sesuatu mengenai perzinahan istri pendeta tersebut. Lalu secara pribadi, saya berkata kepada istrinya tentang apa yang Roh Allah ungkapkan kepada saya dan saya memintanya untuk bertobat. Malam itu juga, istri pendeta itu bertobat, meninggalkan segala perbuatan zinahnya dan diperdamaikan kembali dengan suaminya. Kemudian pendeta itu datang kepada saya sembari berlinang air mata,” Sadhuji, selama 11 tahun saya dengan sabar menanggung penderitaan ini dalam kesunyian, berharap dan berdoa agar istriku suatu hari akan bertobat dan berubah.” Buah panjang sabar adalah hasil dari tinggal di dalam Tuhan, yang merupakan Pribadi yang penuh dengan kesabaran (Kel 34:6,7; Bil 14:18; Mazmur 86:5)
Kata ‘Panjang Sabar’ dalam bahasa Yunani adalah ‘Makrothumia’ (Makro = besar, panjang; thumos = temperamen) yang berarti ‘temperamen yang panjang atau besar, tahan menanggung sesuatu, panjang sabar, kesabaran. Buah Panjang Sabar itu tidak tergesa-gesa membalas atau menghukum dalam situasi yang menghasut, tetapi selalu penuh maaf. Buah sampingan dari Kesabaran adalah tidak mudah menyerah dalam keadaan di bawah ujian dan selalu penuh harapan (I Tes 1:3).
(Selvaraj)
No comments:
Post a Comment