Suatu hari, saya pulang dari gereja. Di jalan saya ngobrol dengan
teman-teman saya. Topik kita, apa bedanya gereja di China dengan gereja di
Indonesia ?!
Di China saya beribadah di 1 gereja kecil tapi punya iman sangat besar.
Punya iman yang bisa mengoncang surga. Tempat ibadah kita itu sempit
sekali. kita harus duduk berdesak-desakan. Malahan sering banget saya
kebagian tempat duduk persis di sebelah WC. Gereja saya ngga punya band.
Kita cuman kebaktian pake piano. Yang maen piano juga biasa aja. Pemimpin
pujiannya juga orang-orang biasa. Ada kasir rumah sakit, ada guru. Ngga ada
yang punya kemampuan MC yang wah ... yang bisa menarik jemaat. Lagu-lagunya
juga lagu-lagu biasa. Yang khotbah juga orang-orang biasa. Ngga ada yang
lulusan STT. Mereka semua orang-orang 'awam'. Ada yang dokter, dosen.
Pokoknya semua orang biasa.
Tapi guys, suasananya luar biasa. Saya belum pernah di Indonesia dateng ke satu
kebaktian yang suasananya bisa menandingi atmosfir penyembahan di gereja
itu. Begitu jemaat berdiri dan kita nyanyi satu lagu, suci-suci-suci, hadirat
Tuhan langsung turun. Begitu pemimpin pujiannya membacakan satu bagian dari
mazmur, hati saya bisa langsung nyesss ... seolah-olah Tuhan sendiri yang
berbicara. Kalau pas pengkhotbahnya yang notabene orang-orang awam khotbah,
semua jemaat diam. Saya sendiri bisa terheran-heran, apa yang mereka
bicarakan, banyak yang saya sudah tau, tapi kalau mereka bicara itu beda.
Mereka punya kuasa. Mereka tidak khotbah dengan bahasa yang tinggi-tinggi,
mereka ngga pernah kutip kata-kata orang-orang terkenal, mereka khotbah
dengan bahasa yang sangat sederhana sehingga saya yang mandarinnya
pas-pasan aja bisa ngerti dengan jelas.
Apa sih yang mereka khotbahkan?!
Berkat? Kesembuhan? Bisnis lancar? TIDAK.
Dari minggu ke minggu yang mereka khotbahkan intinya selalu sama.
PENGABARAN INJIL. Topiknya bisa beda-beda, tapi intinya selalu sama. PI.
Mereka juga bicara soal kasih Tuhan, soal pengampunan, soal tanggung jawab,
tapi mereka selalu membawa kepada PI. Berapa banyak orang yang sudah kamu
bawa kepada Tuhan?! Apa semua keluargamu sudah percaya?!?!
Dan kalau denger kesaksian mereka, saya dan temen-temen saya selalu
terharu. Kesaksian mereka 'beda' dengan yang kita sebut dengan kesaksian di
Indo. biasanya di Indo orang bersaksi, dulu saya sakit. Puji Tuhan sekarang
sembuh. Bisnis saya dulu bangkrut, Puji Tuhan sekarang lancar. Tapi di
China ...
Ada kesaksian tentang seorang anak perempuan. Papa mamanya ngga percaya
Tuhan. Tiap kali anaknya berdoa selalu diomelin. Kalau di Indo kita pasti
berharap akhirnya papa mamanya percaya. Memang akhirnya papa mamanya
percaya. Tapi papa mamanya percaya justru di hari PEMAKAMAN anak perempuan
itu. Anak itu akhirnya mati karena kecelakaan yang tragis ... menurut kita
itu ngga happy end ... tapi setelah papa mamanya percaya Tuhan, mereka
selalu
bawa orang ke gereja. Pernah di 1 kebaktian mereka bawa 8 orang!! Dan
semuanya (8 org itu) percaya Tuhan! Ada kesaksian tentang seorang pensiunan
kepala sekolah yang akhirnya bertobat. 4 hari sesudah dia bertobat, dia
bawa 2 orang percaya Tuhan. 6 bulan kemudian, dia buka 1 persekutuan di
rumahnya! Kepala sekolah ini tiap kali baca alkitab pasti nangis ... dia
menyesal kenapa ngga dari dulu percaya Tuhan!
Ada lagi kesaksian tentang seorang yang bisnisnya bangkrut, karena stress
dia sakit parah, lalu di rumah sakit dia percaya Tuhan Yesus (kalau di Indo
biasanya 'akhirnya happy ending' penyakitnya sembuh, bisnisnya lancar),
tapi dia ngga. Setelah dia percaya Tuhan Yesus, sakitnya tambah parah.
Akhirnya ... MATI. Ngga happy end kan?! Itu kan menurut kita ... menurut
Tuhan itu happy END!
Kesaksian yang laen tentang seorang suami, istrinya meninggal (ngga
disembuhkan Tuhan loh!) Trus dia malah kesaksian. Selesai kesaksian dia
nyanyi 1 lagu. You Yi Wei Shen (There's A God).
Guys, can u see the difference ?!
Mereka TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN KENYAMANAN MEREKA! itu bedanya dengan kita.
Yang mereka pikirkan itu kemuliaan Tuhan, jiwa-jiwa, bukan bisnis lancar!
Bukan kesembuhan. Pikiran mereka selalu, gimana caranya supaya ada lebih
banyak lagi orang yang percaya sama Tuhan.
Fokus dari anak-anak Tuhan di China itu adalah jiwa-jiwa, jiwa jiwa dan
JIWA-JIWA. Mereka ngga pernah berdoa minta sound system terbaru, mereka
tidak pernah berdoa untuk mobil pastori yang baru ... boro-boro mikir
mobil, punya sepeda aje udeh Haleluya Puji Tuhan! yang mereka doakan
adalah, TUHAN NYATAKAN KEMULIAANMU. Tambahkan jumlah orang-orang yang
percaya. Kau sudah berkati kami dengan kasih-Mu yang melimpah, kami mau
orang-orang laen juga percaya, juga menikmati kasih-Mu.
Ngga heran kalau jumlah orang percaya terus bertambah! Karena MEREKA TIDAK
PERNAH MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI. yang mereka pikirkan itu Tuhan! Gimana
Tuhan ngga mengabulkan doa mereka, kalau mereka meminta apa yang jadi
kerinduan Tuhan?!
Guys, saya ngga bilang tidak boleh berdoa supaya bisnis lancar, bukan itu.
tapi kemana fokus hati kita! Berapa sering di Indo kita khotbah soal PI?!?!
1 bulan 1 kali ... itu udeh banyak. Mereka tiap minggu! Dan ngga ada yang
bosen. Kenapa?! Karena siapa pun yang khotbah, ada kuasa Tuhan yang
bekerja. Dan banyak yang bertobat.
Hari ini, sebelon selesai kebaktian, ada seorang dokter yang bilang, bahwa
dia yakin bahwa Tuhan PASTI akan menambah jumlah orang-orang percaya. Dia
ngga bilang, semoga Tuhan menambah jumlah orang-orang percaya. Atau, Kalau
Tuhan berkehendak. Dia bilang, Tuhan PASTI. Itu yang saya bilang iman yang
bisa mengoncang surga. Mereka orang-orang yang sederhana, tapi mereka
orang-orang yang mengerti hati TUHAN!
Saya sih ngga heran kalau nanti di surga saya melihat ada encim-encim yang
jualan sayur di pasar punya kedudukannya lebih tinggi daripada banyak
pendeta. Karena dia mengerti hati Tuhan! Kemana hati Tuhan tertuju!
Jiwa-jiwa. Itu hati Tuhan.
Di Indonesia kita ribut soal transformasi ... tapi masalahnya itu ngga akan bisa
terjadi kalau orang-orang Kristen di Indo terus bersikap kayak anak-anak
MANJA, yang cuman peduli dengan kesehatan saya, mobil saya, gereja saya,
rumah saya, bisnis saya, anjing saya ... saya saya saya dan saya. selama
gereja cuman peduli dengan KESEJAHTERAAN gerejanya ... non sense. Kalau
gereja cuman peduli sama nama baik gereja, tata tertib gereja, mobil
gereja, doktrin gereja, sound system gereja ... pernah ngga sih kita
berpikir, apa Tuhan seneng denger doa yang isinya cuman berkati saya,
berkati saya, berkati anjing saya!
guys, GROW UP!! STOP MIKIRIN DIRI SENDIRI. pikirkan orang laen! Pikirkan
gereja lain. Jangan cuman kebutuhan gerejamu! Pikirkan negaramu, jangan
cuman dirimu!
Guys, saya dan teman-teman saya di sini berpikir ... kapan yah, kalau kita
balik ke Indonesia kita bisa liat gereja-gereja berubah. Ngga saling berantem.
Ngga saling tuding-tuding, "Sesat loe! Gereja gue paling bener, paling
sah."
Kapan yah kita bisa liat anak-anak muda di banyak gereja, bisa puji Tuhan
dengan semangat sekalipun tanpa musik ... kapan yah kita bisa liat
anak-anak Tuhan di Indonesia punya semangat yang berkobar-kobar untuk PI ke
orang-orang di sekelilingnya. Kapan yah kita bisa denger
kesaksian-kesaksian yang lahir dari kesesakan ... bukan cuman karena
dapet rejeki nomplok! Ujian lulus! Kapan ya ...
Saya rindu, itu sudah terjadi sebelum Tuhan Yesus datang kembali ...
(China, November 2004)
5 comments:
Ayo dong gereja2 Indonesia, jangan mau kalah dari gereja2 di cina, tentunya dalam hal yang positif !!!
Puji Tuhan ini merupakan penyemangat bagi kita di Indonesia!
Betapa besar kuasa-Nya bagi kita yang percaya.
Kpq aku gak merasa ya gerejaku cuma memikirkan diri sendiri,waktu gerejaku dibanhun anggaramnya diperiksa gambarnya di uji uskup.kalau terlalu mahal dicoret.anggara.nya diberikan ke gereja di tempat lain yg membutuhkan.trus Romo Romoki juga paling anti bicara tentang gereja lain.Mereka slalu bilang menyatakan orang lain sesat. sama dgn menyatakan dirinya sesat.ingat peringatan Yesus.Sy mlh ninging dgn gereja yg berani mengatakan gereja lain sesat.sama dengan dia menyatakan dirinya gerejanya sesat.berani sekali gereja itu.
Coba Pelajari Gereja sekarang ini
Apakah benar benar menjalankan Tugas ke rohanian . saya kira anda semua bisa tahu.
Post a Comment