Monday, July 6, 2009

Kemurnian Iman Mempelai Wanita Kristus

Adakalanya di suatu saat, Tuhan Yesus seolah-olah tidak menolong kita atau membuat mujizat untuk kita, khususnya bagi kita yang sudah lama beriman kepada-Nya.

Apa maksudnya Tuhan??? ... jawabnya adalah karena Tuhan Yesus ingin melihat kemurnian Iman kita, Dia ingin melihat apakah tanpa mujizat dari-Nya kita masih tetap percaya kepada-Nya? Apakah tanpa mujizat dari-Nya kita masih tetap mengasihi-Nya? Apakah tanpa mujizat-Nya kita masih berpegang teguh pada firman-Nya? (Daniel 3:17,18)

Karena dimata-Nya nilai dari iman dan kasih kita kepada-Nya jauh lebih berharga daripada emas murni, jauh lebih berharga dari apapun. (I Petrus 1:7)

Karena Tuhan Yesus mendambakan kita menjadi mempelai-Nya.

3 comments:

GSJA Kemuliaan said...

Shalom...
Saya sungguh diberkati sekali dengan artikel di blog ini.

GSJA KEMULIAAN | Memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus dan mendirikan Sidang Jemaat-Nya berdasarkan Alkitab

joko said...

MEMBUKA PINTU HATI,MENUJU
MANUNGGALING KAWULA GUSTI

Salah satu cirikhas orang-orang yg sudah mampu memahami hakekat “manunggaling kawula-Gusti“ adalah ; “DUWE RASA, ORA DUWE RASA DUWE” (tidak punya rasa punya). Tumbuhnya rasa demikian itu menjadi pembuka jalan untuk menggapai tataran kemanunggalan (manunggaling kawula-Gusti), harus di awali dgn nuruti atau mengikuti KAREPING RAHSA. karena rahsa atau rasa atau sir merupakan pancaran dari “kehendak” Tuhan (sirullah).



Di manakah sinyal rasa itu berada ? Bagi yg masih ‘awam’ cermatilah suara hati nurani anda ! Hati nurani itu tidak dibelenggu nafsu, ia merupakan pancaran kehendak Tuhan atau sirullah. Sirullah diumpamakan rasa manis dengan “gulanya”. Atau bayangan rembulan dengan rembulannya. Rembulan itu satu, tetapi bayangannya ada dalam ratusan, ribuan atau jutaan ember berisi air. Begitulah personifikasi akan hakikat antara makhluk dengan Sang Pencipta. Di dalam RAHSA terdapat Zat dan energi Tuhan. Buanglah setan (nafsu) dari dalam hati, maka akan “tampak” sejatinya “wujud” Tuhan. Keberhasilan menyirnakan setan (nafsu) memudahkan kita LEBUR DENING PANGASTUTI, menyatu dengan hakikat energi Tuhan. Dalam peleburan itu, nurani akan mentransformasi sifat hakikat Tuhan. Terbukalah pintu hakekat “penyatuan” atau “panunggalan”, sebagai wujud dari makna “dwi tunggal” (loro-loroning atunggil).

Anonymous said...

Emas diuji dengan api.
Kesetiaan dan kasih pasutri (pasangan suami/isteri) diuji dengan: masalah2 rumahtangga: isteri mulai buruk rupa, suami mulai "loyo", penghasilan suami pas-pasan, dll.

Iman calon mempelai wanita Kristus diuji dengan BAPTISAN API, yakni direndam dalam panasnya problem2 kehidupan, ujian2 iman, apakah masih setia hidup sesuai Firman Tuhan, ataukah mulai berpaling kpd hal2 lain.

Saya yakin, surga berisi orang2 yang tahan uji, yang sudah lulus melewati BAPTISAN API.

Gbu.