Saya menjadi Kristen pada tanggal 21 Juli 1996. Inilah kesaksian saya.
Mimpi Aneh Mengenai Sorga
Dulu saya seorang Islam yang saleh, namun saya mulai merasa ada yang kurang dalam iman kepercayaan saya sebagai Muslimah. Sayapun berdoa kepada Allah minta ditunjukkan apakah iman orang Islam merupakan kebenaran sejati. Segera setelah itu saya mulai mendapatkan mimpi-mimpi yang aneh. Dalam salah satu mimpi, saya melihat beberapa orang Kristen sedang antri masuk ke sorga. Sayapun mengikuti antrian tersebut. Sayang ada makhluk yang tinggi sekali menghalangi jalan. Saya mulai menangis karena jalur tempat antrian saya jelek sekali. Sebaliknya jalur mereka sangat indah – begitu indah, begitu biru.
Pertolongan Teman Untuk Mengerti Mimpi
Mimpi itu terus menghantui saya. Saya tidak bisa melupakannya. Sayapun menceritakannya kepada teman-teman sesama Muslim. Tapi saya tidak mengatakan bahwa orang-orang Kristenlah yang sedang antri di dalam mimpi itu. Saya takut apa yang akan mereka pikirkan. Merekapun mengatakan bahwa Allah menyuruh saya untuk lebih banyak berdoa.
Ingin Bunuh Diri
Saya semakin rajin berdoa, tapi perasaan saya kosong bahkan saya tambah depresi. Saya belum pernah mengalami kekosongan seperti ini. Karena tidak bisa tidur, saya mulai minum obat tidur agar dapat lari dari perasaan tersebut. Saya benar-benar berubah, suka menyendiri, dan mulai bertemu paranormal. Hal ini membuat keadaan saya semakin parah. Bahkan, saya ingin bunuh diri karena tidak lagi takut mati.
Satu hari, saya bercerita dengan sahabat (seorang agnostis) tentang bunuh diri. Diapun teringat akan beberapa wanita Kristen yang pernah menemuinya beberapa kali. Menurutnya, mereka dapat menolong saya.
Bertemu dengan Pengikut Isa Al-Masih
Saya memutuskan untuk bertemu dengan mereka hari itu juga. Pada pertemuan itu mereka membagikan Injil kepada saya dan mendoakan saya. Saya merasa kekosongan yang dahsyat itu mulai terangkat. Beban yang berat di pundak saya terlucuti.
Di Gereja Ditantang Menerima Isa Al-Masih
Sayapun mulai ke gereja bersama mereka. Kali kedua ke gereja, pendeta yang memimpin ibadah mengundang jemaat untuk menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat. Hati saya berkecamuk. Saya bergumul melawan Roh Kudus hingga gemetar. Saya tidak menerima undangan pendeta. Selesai ibadah, Tuhan berkata dalam hati, “Jika tidak mengambil keputusan sekarang, tidak akan ada kesempatan lagi untukmu”.
Saya menerima Sang Juruselamat
Saya menangis tersedu-sedu di pinggir jalan dan berkata pada diri sendiri bahwa saya harus kembali ke ruang doa, tempat orang-orang didoakan untuk menerima Tuhan. Itulah yang saya lakukan. Tuhan telah menanggalkan beban saya. Saya mulai melihat segala sesuatu secara berbeda.
Setelah kejadian itu, saya mulai kehilangan teman-teman dan semua orang yang saya kasihi. Namun Allah mengasihi saya dan memberikan Kalimat-Nya sebagai Juruselamat. Saya pasti tidak akan binasa.
Seorang sahabat Islam juga diselamatkan pada hari yang sama di gereja lain. Tuhan menunjukkan bahwa kami sungguh berada di jalan yang benar.
Saya tidak pernah menyesal menjadi orang Kristen. Kadang-kadang hidup saya sulit sekali karena banyak mengalami penderitaan. Namun iman saya malah menjadi lebih kuat karenanya.
Saat ini anak lelaki saya dibesarkan secara Muslim. Ayahnya tidak memberikan izin untuk berkomunikasi dengannya. Masalah ini membuat saya tidak bisa tidur, sayapun menyerahkan anak lelaki saya kepada Tuhan. Anak lelaki saya beribu-ribu kilometer jauhnya dari saya. Saya tidak bisa menguasai apa yang akan terjadi, tetapi Tuhan berkuasa. Mohon doakan agar Tuhan memberikan mujizat sehingga suatu hari saya bisa melihat anak lelaki saya lagi. Kami sekarang tinggal di benua yang berbeda.
Saya berdoa agar kesaksian singkat ini bisa menyentuh orang-orang yang membacanya. Tuhan memberkati.