Perbandingan “Perjanjian Lama” (Torat) dan “Perjanjian Baru” (Injil) bagaikan membandingkan antara bayangan manusia dan manusia itu sendiri, antara tubuh dan roh, antara “luar” dan “dalam”, lahiriah dan batiniah.
Kalau kita mengerti maksud Tuhan, maka kita akan tahu bahwa Tuhan selalu berbicara persoalan “dalam”, artinya soal yang rohani, terkait dengan hati, terkait dengan cinta.
Bukan berarti persoalan lahiriah terabaikan sama sekali, tetapi Tuhan ingin kita mempunyai fokus terutama kepada kebenaran Allah, hal-hal yang rohani / perkara-perkara di atas / hal-hal surgawi.
Fokus pada perkara-perkara duniawi, berarti fokus kepada hal-hal yang fana, yang akan menyengsarakan bahkan membinasakan seseorang; tetapi fokus pada hal-hal rohani, berarti kita menuju kepada kekekalan di surga.
Uang di dunia ini bagi Tuhan sama sekali tidak berarti, malah bagaikan sampah, kecuali kalau dipergunakan demi kemuliaan nama Tuhan.
Bicara soal hal-hal rohani berarti terkait dengan hati atau cinta, dan yang paling tidak bisa dielakkan adalah terkait dengan Yesus Kristus, karena Dia adalah Cinta itu sendiri.
Oleh karena itu tujuan utama Allah buat umat manusia adalah keselamatan di dalam Yesus Kristus; bukan hanya soal selamat saja, namun juga hidup yang penuh dengan kebahagiaan, berlimpah kasih, penghiburan, dan damai sejahtera dari surga.
Demi mencapai kebahagiaan tertinggi di surga, manusia dituntut bukan hanya memiliki iman kepada Yesus namun juga mau mencabut segala akar dosa yang berada di dalam hati (mengalami “penyucian sepenuh”) dan hidup melayani Tuhan dengan setia sampai mati.
O alangkah bahagianya kita yang mengerti isi hati Tuhan.
No comments:
Post a Comment