Sunday, April 15, 2012

Berteman dengan Setan sejak kecil (James Danardono)

James Danardono sudah menjalin komunikasi dengan roh halus sejak kecil. Ketiadaan ayah yang sering pergi ke luar kota dan ibu yang kerap sakit-sakitan membuat James kerap melamun. Di dalam kesendirian inilah, ia berbicara dengan setan yang mendatanginya.

Tidak hanya menemani mengobrol, makhluk kasat mata ini juga memberikan bantuan ketika James sedang mengalami kesulitan dari teman-temannya. Pada saat dikerjai oleh anak-anak sebayanya, “kawan”-nya ini pun turun tangan membalas tindakan mereka.

Beranjak remaja, James pindah ke luar kota bersama keluarga. Di lingkungan barunya ini, ia bergaul karib dengan para preman. Oleh karena kedekatannya itu, ia pun selalu ikut serta dalam keributan-keributan dengan kelompok lain.

“Dan itu seringkali, kami seringkali ribut, tawuran dan tidak sedikit yang mati makanya dengan itu saya minta roh membantu saya dan rekan-rekan saya. Selain melindungi kami, juga dapat membuat kami kebal saat ditebas pedang dan benda-benda tajam lainnya,”

Berjalan dengan waktu, setan menginginkan ‘hubungan yang lebih’ dengan James. Dalam hubungan yang barunya, setan mau tinggal di diri James. Mendengar hal ini, James pun menolak permintaan setan tersebut.

Namun ternyata keputusannya ini hanya sebentar. Seiring dengan semakin banyaknya musuh yang ia miliki, James akhirnya bersedia menerima tawaran setan. Dengan kesadaran penuh, ia pun mau mengikuti sejumlah ritual-ritual menyeramkan yang dipersyaratkan kepadanya.

Hanya saja, belum setengahnya menjalani persyaratan, James sudah lari tunggang langgang. Ia pergi dari tempat dimana ia akan melakukan ritual karena ia merasakan ketakutan yang sangat.

Di tengah keadaan seperti itu, James memanggil nama Tuhan Yesus. Ia bisa melakukannya karena ia sempat diajarkan oleh sang kakak bahwa jika ia takut akan setan, sebutlah nama Tuhan Yesus.

Singkat kisah, James pun memutus hubungan dengan si setan. Akan tetapi, keputusannya ini membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan. Kehidupannya semenjak itu terus diteror oleh makhluk-makhluk halus.

Tidak mendapatkan kedamaian di dalam rumahnya sendiri, James akhirnya mengungsi sejenak ke tempat sang kakak. Berharap situasi akan berubah ternyata itu salah besar. Situasi justru semakin buruk.

Bila dulu perasaan tidak nyaman hanya dirasakan oleh James, sejak kepindahannya itu sang kakak juga merasakannya.

Mengetahui adanya ketidakberesan ini, sang kakak suatu hari menawarkannya untuk didoakan oleh seorang hamba Tuhan. Walaupun dari lubuk hati terdalam enggan menyetujui, ia pun pada akhirnya mengiyakan juga.

“Udah, akhirnya dipanggil juga hamba Tuhan. Pada saat hamba Tuhan itu ketemu saya, ia langsung nembak, ‘Udah ngaku aja ilmu apa yang kamu pelajari?’ Mendengar itu saya pun langsung emosi dan memintanya langsung mendoakan saya”

“Ketika ia mulai mengangkat tangannya, saya tidak tahu mengapa seperti ada tangan yang besar yang mendorong saya ke bawah. Saya pun mulai melawannya dan membacakan mantra. Tetapi saat hendak mengucapkannya, mulut saya tidak bisa ngapain-ngapain”

Segala usaha penolakan yang dilakukan oleh James seperti sia-sia saat itu. Tubuhnya bahkan tiba-tiba menjadi kaku. Tidak lama sesudah itu, setan yang berdiam di tubuhnya pun keluar.

Kedamaian melingkupi James. Pencarian akan penerimaan dan kasih pun ikut berakhir saat ia menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya pada hari itu.

Kini, James hidup bahagia. Bersama dengan orang-orang yang ia cintai, ia menjalani hari-harinya dengan penuh sukacita dan damai sejahtera.

Tidak Merasa Damai Memakai Kuasa Gelap (Hermen Hutabarat)

Tertarik Tapi Ditolak, Ya Dukun Bertindak

“Saya sangat tertarik dengan wanita tersebut, bukan untuk main-main. Namanya seorang pria, ada tertarik dengan seorang wanita itu kan wajar. (Tapi) wanita tersebut mengeluarkan kata-kata yang tidak baik,” ujar Hermen tentang masa lalunya. Saat itu, ketika Hermen menyatakan rasa sukanya, wanita itu berkata, “Aku sudah tahu Abang. Tapi seharusnya Abang sadar, liat diri Abang. Mana mungkin aku suka sama Abang.” ujar wanita tersebut kepada Hermen.

Rasa sakit hati, langsung membuat Hermen ingin membalas wanita itu. Dia mengeluarkan rokok, membaca mantera di dalam rokok itu, lalu menyalakannya dan menghembuskan asapnya ke muka wanita itu. Di dalam hati, Hermen meminta wanita itu membuka pakaiannya dan dia lakukan.

“Tapi saya tidak menyentuhnya. Saya hanya merasa bangga, berbesar hati karena saya merasa saya sudah hebat, saya bisa melakukan apa saja. Karena apa yang selama ini saya harapkan dari Tuhan, nol!” cerita Hermen ketika itu. Hermen pun mengisahkan masa kecilnya kenapa dia berpikir bahwa Tuhan tidak bisa berbuat apa-apa di dalam hidupnya.

Entah Penyakit Apa yang Diderita Hermen

Suatu hari saat dirinya masih kecil, Hermen tiba-tiba pingsan. Dia dibawa ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Dia diopname di sana dan didiagnosis alergi. Namun, tubuh Hermen mengalami keanehan, muncul bercak seperti panu di tubuhnya. Bertahun-tahun, Hermen tidak tahu penyakit apa yang dideritanya.

Dia sempat bertanya kepada ibunya, tapi ibunya hanya berkata agar dia berdoa minta kesembuhan. Sampai dewasa, Hermen tetap menderita penyakit yang sama. Bahkan kini, tangannya mulai bengkok, kakinya pun menekuk, sampai-sampai Hermen tidak dapat berjalan dan harus duduk di kursi roda.

Hari itu, kakaknya memberitahu bahwa dia tahu dari temannya, tanda-tanda penyakit seperti yang diderita Hermen adalah penyakit kusta. Saat itu, Hermen bertanya pada Tuhan, apakah dia benar-benar sakit kusta.

Di usianya yang masih belasan tahun itu, Hermen harus menjalani perawatan di panti buat orang berpenyakit kusta. Di sanalah, dia mendapat kabar tentang ibunya. Abangnya yang datang menjenguk, mengabarkan bahwa ibunya yang begitu dia kasihi, telah tiada. “Di situlah saya sempat marah sekali sama Tuhan, dimana kasih-Mu?” ujar Hermen sambil berlinang air mata.

Hermen Mulai Hidup Tanpa Tuhan

“Akhirnya saya bertekad, tanpa Tuhan saya sanggup untuk berjalan. Tanpa Tuhan, saya bisa berlatih, saya harus bisa berjalan kembali seperti semula. Akhirnya dengan tekad yang kuat saya coba terus, meski harus menahan sakit yang luar biasa. Sampai saya harus, katakan dengan kasar, keluar air kencing untuk menahan rasa sakitnya, saya lakukan itu semua. Saya percaya saya pun sanggup berjalan tanpa Tuhan.” Tutur Hermen. Akhirnya, setahun kemudian, Hermen bisa berjalan kembali.

Penyakitnya, Membuatnya Dipandang Rendah

Ketika Hermen berada di tengah masyarakat kembali, banyak orang yang menjauh ataupun terlihat jijik dengan dirinya. “Pada saat itu, semakin bergejolak hati saya, semkain marah. Semakin benci dan dendam yang luar biasa pada saya.” ujarnya. Kebencian yang telah menjalar di dalam hatinya, membuatnya datang kepada dukun yang ada di luar Jakarta.

Dia berguru pada dukun itu. Pada saat dia berada di kamar dan disuruh untuk tidak keluar dari kamar itu, godaan begitu luar biasa. Dia digoda oleh wanita cantik tapi dia mampu menahan godaan itu. Dia ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa meski keadaannya seperti itu, dia tetap lebih hebat daripada masyarakat.

Kemampuan Apa yang Dimilikinya Setelah Berguru?

Hermen mendapatkan sebuah keris dari dukun tersebut. Setiap ada orang yang menyakiti Hermen, dia bisa menggunakan ilmu-ilmu yang telah didapatkannya untuk membalas mereka. Seperti yang terjadi pada wanita yang telah menolaknya itu. Bukan hanya itu, dia pun tak segan-segan menggunakan ilmunya untuk mendapatkan uang secara instant.

“Dan juga ilmu pengasihan yang pernah saya gunakan saat itu juga untuk memperdaya sesama saya. Semuanya itu dia berikan. Sewaktu itu saya banyak uang. Bahkan di bawah kasur saya, semua uang, dari ujung kaki sampai ujung kepala.” ceritanya. Namun, entah kemana, uang itu habis begitu saja. “Kalau istilah dunia orang bilang, uang setan. Dan uang setan itu dimakan jin.” Lanjutnya.

“Sehebat apapun ilmu yang saya miliki, tidak dapat merubah keadaan fisik saya, sebagai penderita cacat kusta. Akhirnya semakin lama, terjadi suatu kejenuhan di dalam hidup saya. Tidak ada damai sejahtera, tidak ada sukacita dalam kehidupan saya.” Cerita Hermen.

Berbalik Arah Kembali Kepada Tuhan

Suatu hari, teman dokter yang pernah merawat Hermen, datang mengunjunginya. Dia bermaksud untuk mengajaknya beribadah. Setelah didoakan, Hermen dinasihati tentang tujuan hidup, apa yang Hermen cari di dunia ini. “Dia menasihati, ‘Pak, cari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Bertobat Pak! Kalau Bapak sekarang mau bertobat, Tuhan sangat sayang pada Bapak, belum terlambat Pak!’” ujar orang tersebut kepada Hermen.

Saat itu hatinya terasa tersentuh, dia membakar semua jimat-jimat yang dia punya. Setelah itu, tiga hari tiga malam, dia mulai diganggu dan diterror. Dia tidak bisa tidur dan tidak bisa istirahat. Dia begitu ketakutan. Akhirnya, Hermen berteriak “Dalam nama Tuhan Yesus,” dan hal-hal gaib itu hilang dengan sendirinya. Dia menyadari bahwa kuasa Tuhan Yesus sungguh luar biasa, lebih hebat daripada jimat-jimat itu. Hatinya dipulihkan, dia mendapatkan hal yang berharga. Meski dalam keterbatasan, dia mendapatkan seorang wanita dan mempunyai rumah tangga yang bahagia.