Sunday, July 27, 2008

RAHASIA bagian - bagian dari MANUSIA (Roh, Jiwa, dan Tubuh)

Seringkali kita mengatakan “tubuh, jiwa, dan roh”, padahal cara pengucapan Rasul Paulus berbeda, Paulus mengatakan “roh, jiwa, dan tubuh” (I Tes 5:23), karena memang bagian yang terpenting dari manusia pertama-tama adalah rohnya, baru kemudian jiwa, dan sesudah itu tubuh.

Marilah kita belajar membiasakan untuk mengucapkan: roh, jiwa, dan tubuh; karena dengan demikian akan menimbulkan kesadaran dalam hati kita bahwa kehidupan rohani manusia itulah yang paling diperhatikan oleh Tuhan.

RAHASIA bagian-bagian MANUSIA, mulai dari yang paling penting:

1. ROH, di dalam roh manusia terdapat ruang-ruang:

1. Suara Hati – kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk.

2. Intuisi – kemampuan untuk merasakan / melihat kehadiran mahkluk roh.

3. Penyembahan – kemampuan untuk menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.

2. JIWA, terdapat dari 6 ruang:

1. Pikiran

2. Kehendak

3. Emosi

(nomor 4,5,6 yang mengaitkan tubuh dan roh)

4. Alam Sadar

5. Alam Bawah Sadar

6. Alam Tidak Sadar

3. TUBUH, terdapat organ-organ tubuh yang penting:

· Otak, Jantung, Kelamin, dll.

SAYA MELIHAT YESUS (Rev. Kenneth Hagin)

Untuk pertama kalinya saya menatap ke dalam mata Yesus. Setiap kali saya menceritakan pengalamanku ini, maka semua orang selalu bertanya,”Bagaimanakah bentuk mataNya?” Yang dapat saya jawab hanyalah bahwa mataNya itu nampak bagaikan sumur kehidupan cinta kasih. Nampaknya seperti dapat melihat sampai setengah mil jauhnya ke dalam latar belakang mataNya, sedangkan mataNya begitu lemah lembut tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Pada telapak tanganNya terdapat bekas luka-luka di salib berupa 3 lubang yang ditembus paku. Setiap lubang dapat dimasuki jari, dan saya dapat melihat cahaya yang tembus dibalik lubang itu.

TAKHTA ALLAH (Penglihatan Rev. Kenneth Hagin)

Hal pertama yang sangat menarik perhatianku adalah terbentangnya pelangi di sekeliling Takhta Allah. Pemandangan itu sangat indah. Hal kedua yang saya perhatikan adalah mahkluk-mahkluk bersayap yang berdiri pada kedua sisi Takhta. Mereka merupakan mahkluk yang aneh kelihatannya, dan sementara saya berjalan bersama-sama dengan Yesus, mahkluk-mahkluk itu merentangkan sayap mereka. Mereka seperti mengatakan sesuatu, tetapi kemudian berhenti dan melipat sayap-sayap mereka. Mereka memiliki mata bagaikan api yang membara di sekeliling kepala mereka, dan mereka dapat melihat ke segala arah sekaligus. Saya berdiri bersama Yesus di tengah-tengah, kurang lebih 18-24 kaki jaraknya dari Takhta. Saya melihat pelangi terlebih dahulu, lalu kedua melihat mahkluk-mahkluk bersayap, lalu saya mencoba untuk melihat Dia yang sedang duduk di atas Tahkta, tetapi Yesus mengatakan kepadaku agar jangan memandang kepada wajah-Nya yang sedang bersemayam di atas Tahkta. Saya hanya dapat melihat semacam bayangan, bentuk Dia yang sedang duduk di atas Tahkta.

Skema Struktur dari Salah Satu Organisasi Setan

Bahasa roh - Memberikan Kesegaran Rohani

(Yes 28:11-12)

Apakah yang dimaksud dengan perhentian dan peristirahatan yang bisa membawa kesegaran? Jawab: Berbicara dalam bahasa roh.

Kadang-kadang dokter menganjurkan kepada kita untuk melakukan istirahat demi kesembuhan tubuh kita, tetapi saya mengetahui satu perhentian yang lebih baik lagi. Seringkali ketika Anda pergi berlibur, Anda harus pulang dahulu ke rumah untuk beristirahat sebelum kembali ke tempat kerja.

Akan tetapi, bukankah sesuatu hal yang indah dan menyegarkan bila kita bisa memanfaatkan “perhentian” yang ajaib ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

“Inilah perhentian..., inilah kesegaran yang sejati.” Kita memerlukan kesegaran rohani dalam dunia yang penuh kekalutan, membingungkan, dan mencemaskan.

Wednesday, July 23, 2008

Bahasa roh - Membangun Rohani

(I Kor 14:4 – Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri,…)

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menganjurkan mereka untuk terus menerus mempraktekkan bahasa roh dalam penyembahan mereka kepada Allah dan dalam kehidupan doa mereka sebagai alat untuk membangun kehidupan rohani diri sendiri.

(I Kor 14:2 - Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia)

Terjemahan Moffat mengatakan, bahwa ia berbicara tentang “rahasia ilahi”. Di sini Paulus mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan kepada gerejaNya suatu alat komunikasi ilahi dan bersifat ilahi untuk dapat berbicara dengan Allah.

Dalam I Kor 14:14 (Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa) Perhatikanlah bahwa ia berkata: …rohkulah yang berdoa. Dalam terjemahan Amplified Bible dikatakan: ..rohku (melalui Roh Kudus di dalamku) berdoa.

Tuhan itu bersifat Roh. Ketika kita berbicara dalam bahasa roh, roh kita berhubungan langsung dengan Tuhan, yang juga adalah Roh. Kita berbicara dengan Dia melalui sarana ilahi yang sifatnya ilahi.

Howard Carter yang pernah menjadi ketua umum dari Sidang Jemaat Allah di Inggris selama 16 tahun dan pendiri Sekolah Alkitab Pentakosta di dunia, mengatakan kita tidak boleh lupa bahwa berbicara dalam bahasa roh bukan hanya pertanda awal dari kepenuhan Roh Kudus melainkan juga merupakan bukti pengalaman yang berkesinambungan sepanjang umur hidup seseorang. Untuk maksud apa? Untuk membantu kita dalam penyembahan kita terhadap Tuhan. Berbicara dalam bahasa roh merupakan arus kehidupan yang tidak boleh kering, karena akan memperkaya kehidupan rohani kita.

Sunday, July 20, 2008

Bahasa roh

Adalah Tanda yang pertama dan utama bila seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus (Kis 2:4 – Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya).

Firman Allah mengajarkan bahwa bila kita dipenuhi ole Roh Kudus, maka kita pun berbicara dalam bahasa roh sebagaimana Roh memberikan ucapan itu kepada kita. Itu merupakan pertanda awal tentang baptisan Roh Kudus.

Oleh sebab itu, alasan pertama mengapa orang harus berbicara bahasa roh adalah karena hal ini menunjukkan satu bukti kekuatan ilahi yang menunjukkan Roh itu berdiam di dalam diri kita.

Dalam Kisah Para Rasul 10, kita membaca bagaimana saudara-saudara kita orang Yahudi yang telah datang bersama Petrus ke rumah Kornelius menjadi tercengang-cengang ketika melihat bahwa karunia Roh Kudus juga dilimpahkan ke atas orang-orang kafir. Mereka menyangka karunia Roh hanya diperuntukkan bagi orang Yahudi.

Bagaimana orang-orang Yahudi ini bisa tahu bahwa seisi rumah Kornelius telah dipenuhi Roh Kudus??? Oleh sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. (Kis 10:46)

Friday, July 18, 2008

ANDA MAU BENAR-BENAR SEMBUH DARI PENYAKIT?

Syarat-syarat:

  1. Percayalah sepenuhnya di dalam hati Anda dan akuilah dengan mulut Anda bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
  1. Akuilah segala dosa Anda, dosa besar maupun dosa kecil, yakni dosa tentang kejahatan atau kenajisan Anda. Mohon ampun kepada Tuhan Yesus.
  1. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, katakan dengan mulut Anda dengan tegas : “Bilur Yesus sudah sembuhkan saya.”
  1. Kasihilah sesama saudara dengan kasih Allah.

Tuesday, July 15, 2008

WAKTU SEMAKIN HABIS (VICTORIA NEHALE)

Inilah kesaksian Victoria Nehale

Saya dilahirkan dan dibesarkan dan tinggal di Namibia dan menyerahkan hidupku bagi Yesus pada 06 February, 2005. Tuhan Yesus Kristus telah menyatakan banyak hal dalam spiritual kehidupanku termasuk beberapa perjalanan ke Neraka. Tuhan memberi petunjuk agar membagikan pengalaman ini dengan orang; Dia juga memperingatkan saya untuk tidak menambahkan atau mengurangi dari apa yang Tuhan Yesus Kristus telah tunjukan atau katakan.Saya selesai menulis buku ini, akhir tahun 2006, saya dikunjungi 33 kali oleh Tuhan Yesus Kristus. Setiap kunjungan, Tuhan mengatakan sebelum pergi bahwa: WAKTU SEDANG TERBURU HABIS

Perjalanan pertama ke Neraka

Pada akhir pekan 23 Juli 2005, Saya menumpang taksi selama 30 menit dari kota Ondangwa dimana saya tinggal dan bekerja, ke kampungku, ber-akhir pekan bersama orang tuaku. Pada perjalanan pulang, Saya rasakan sesuatu yang Luarbiasa akan terjadi malam itu. Saya tiba di rumah sekitar jam 18H00 saat makan malam disiapkan. Saya berada didapur dengan semua keluarga, berbaring dilantai teralas selimut tua, sementara keponakan dan kemenakan kecilku nyanyikan lagu-lagu sekolah minggu mereka. Tiba-tiba urapan yang berat turun padaku, tubuhku menjadi sangat lemah, dan saya pingsan dalam Kuasa Allah. Saya melihat seorang lelaki, memakai sebuah jubah putih panjang dan ikat pinggang berwarna sama, berjalan ke-arah dimana saya berbaring. Cahaya yang luar biasa mengelilingi-Nya seolah-olah bersinar dari-Nya. Dia memakai sandal coklat; Wajah-Nya seperti orang timur tengah,dan kulitnya indah.Wajah-Nya sangat ramah dan penuh kemuliaan tetapi saya tak dapat melihat mata-Nya. Saat Dia berbicara, Suara-Nya sangat lembut, Ramah dan penuh Kasih, namun BerKuasa; gelombang-gelombang kasih keluar dari rupa-Nya.

Dia mengulurkan tangan-Nya dan mengangkat-ku. Tiba-tiba saya berada dalam tubuh yang indah, tubuh transformasiku; saya terlihat seperti umur saya pada saat delapan belas tahun. Saya memakai jubah putih dan ikat pinggang putih. Walaupun jubahku putih, namun bahannya berbeda dari lelaki yang berjubah putih tersebut. Jubah-Nya ber-sutera indah yang tak dapat di- gambarkan.

Dia berkata, suara-Nya lemah lembut dan penuh kasih: “Victoria, AKu-mau engkau ikut Aku; Akan Ku-tunjukan hal-hal yang menakutkan, akan Ku-bawah ke tempat di mana engkau tak pernah berada sebelumnya diseluruh hidup-mu”.Dia memegang tangan kananku dan kamipun pergi.Seolah-olah kami berjalan diudara dan terus naik. Dalam perjalanan, Saya letih dan berkata pada-Nya bahwa saya tak dapat lanjutkan perjalanan dan memohon agar membawaku kembali.Namun, Dengan lembut Dia memandangku dan berkata,“engkau tak letih–engkau baik.Jika letih Aku akan menggendong-mu,namun saat ini engkau baik.Damai menyertaimu.Mari kita pergi.”

Tempat dimana kami tiba sangat kering, lebih buruk dari padang kering yang diketahui manusia, tak ada tanda kehidupan sedikitpun. Tak ada pepohonan atau rumput atau suatu tanda-tanda kehidupan. Sungguh tempat yang sangat tertekan.

Kami tiba di-gerbang, Dia menoleh padaku dan berkata:“Victoria,kami akan masuk melalui gerbang, dan hal yang kau saksikan akan sangat menakutkanmu dan meng-goncangkanmu–namun kuatkan percaya-mu sebab kau dalam lindungan-Ku ketempat engkau Ku-bawah.Bukalah matamu dan perhatikanlah segala sesuatu yang Ku-tunjukan padamu.” Saya terkejut dan menangis. Saya mem-protes dan memohon agar Ia membawaku kembali. Saya berkata bahwa saya tak suka pergi kesana sebab saya dapat melihat kedalam melalui gerbang.Dia memandangku dan berkata,“Damai menyertaimu; Aku menyertai-mu.Kami harus masuk, sebab waktu terburu habis.”

Kami masuk melalui gerbang. Saya tak dapat menggambarkan padamu kengerian tempat itu. Saya mengaku tak ada tempat diseluruh jagat raya ini seburuk itu. Tempat itu sangat besar dan ku-rasakan seperti melebar terus menerus. Tempat itu sangat gelap pekat dan kepanasannya tak dapat diukur: panasnya melebihi panas api. Saya tak dapat melihat puncah api atau pusat kepanasan itu tetapi sungguh sangat PANAS. Tempat itu dipenuhi dengan serangga berbagai ukuran dan warna- hijau, hitam, dan abu-abu. Segala jenis serangga ada disana. juga, ada pendek, tebal, cacing hitam dimana-mana, memanjat disana-sini. Cacing-cacing itu mulai memanjati kami dan serangga-serangga itu mulai mengerumuni kami. Tempat itu dipenuhi benda-benda menjijikan; tak ada kata-kata yang pantas bagi segala sesuatu yang ada disana. Aromanya seperti daging busuk tetapi seratus kali lebih buruk dari daging busuk yang pernah dalam hidupku. Tempat itu dipenuhi dengan keluhan tangisan dan kertakan gigi, bersamaan dengan iblis-iblis dan kekejian tertawanya.

Hal terburuk di tempat ini ialah dipenuhi manusia.Tak terhitung banyaknya orang. ber-bentuk tengkorak. Dapat ku-pastikan bahwa tengkorak-tengkorak ini adalah manusia sebab ku-kenal beberapa sanak saudara-ku dan orang-orang desaku. Tulang mereka gelap berabu-abu dan sangat kering. Mereka memiliki gigi-gigi tajam panjang seperti binatang liar. Bermulut besar dan lebar dan lidah mereka panjang dan merah menyala. Tangan dan kaki mereka panjang, jari-jari kaki kurus dan jari tangan panjang, kuku-kuku tajam. Beberapa dari mereka memiliki ekor dan tanduk.

Ada iblis-iblis yang bergabung dengan mereka: iblis yang rupanya seperti buaya dan berjalan dengan empat kaki. Mereka terlihat senang dengan lingkungannya dan terus menerus mengganggu dan menekan manusia. Suara yang dikeluarkan iblis-iblis ini seperti suara perayaan, sebagaimana mereka terlihat gembira dan bebas; mereka bahkan selalu berdansa dan melompat. Manusia, disisi lain, terlihat sangat tertekan dan depresi; tak ada pertolongan dan pengharapan. Suara-suara manusia ini disebabkan oleh penderitaan yang sangat; mereka menangis, menjerit dan menggertakkan giginya, mereka sungguh dalam situasi yang putus asa oleh penderitaan yang tak terbandingkan.

Orang-orang ditempat ini sangat tak terhitung tetapi dapat kulihat bahwa mayoritas perempuan. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok berbeda. Bahkan jika mereka dalam kelompok, sangat sulit untuk mengetahui jumlah mereka sebab kelompok-kelompok mereka sangat besar.

Aku dibimbing kearah-kelompok timur. Dia memandangku dan berkata:“Victoria, kelompok ini ialah orang yang tak mengampuni orang lain. berkali-kali Aku berkata dalam banyak cara agar mengampuni yang lain namun mereka menolak-Ku; Aku telah mengampuni dosanya namun mereka menolak untuk mengampuni. Saat Waktu telah berakhir mereka temukan dirinya disini. selamanya; mereka memakan buah pekerjaannya selamanya. Bagaimanapun juga, hal ini sangat menyakiti-Ku melihat mereka di tempat dan situasi keji ini-sebab Aku mengasihi mereka.”

Kemudian aku dibawah ke kelompok lain, lelaki ini mengatakan padaku bahwa kelompok berikut ini adalah mereka yang memiliki kesalahan.ada tiga kategori berbeda dalam kelompok itu. kategori pertama adalah orang-orang yang menahan pengampunan itu: mereka dapat membayar kewajibannya namun mereka menunggu dan mengulur-ulur. Serta berkata besok mereka akan melakukannya, minggu depan, Tahun depan, hingga waktunya habis,sekarang mereka menemukan dirinya ditempat ini. Disinilah mereka berada selamanya; mereka memakan buah pekerjaannya.

Kategori kedua ialah mereka yang mempunyai salah yang dapat dibayar kembali dan mereka-pun mau melakukannya, namun kuatir dan takut akan konsekwensi, sebab, mungkin,jika mengatakan yang sebenarnya mereka akan menderita ditolak atau dijebloskan ke penjara atau yang disampaikan mereka akan disebarkan ke seluruh dunia dan mereka akan dipermalukan. Lelaki ini berkata: “Tak ada seorangpun yang datang pada-Ku untuk meminta petunjuk. Jika mereka melakukannya, Aku akan menunjukan jalan keluar yang mudah bagi mereka. Mereka menggunakan hikmat dan akal mereka yang tak menolong.Waktu mereka habis dan mereka menemukan dirinya ditempat ini untuk selamanya. Mereka memakan buah pekerjaannya.”

Ia berkata:”kategori ketiga ialah kesalahan yang tak bisa dibayar,namun, sekali lagi,tak seorang darinya datang pada-Ku,berkata bahwa mereka tak bisa menebus kesalahan-nya.Jika mereka melakukannya,Aku akan menebus kesalahannya. Merekapun coba memakai akal dan hikmat,yang tak menolong apapun caranya.Sekarang mereka temukan dirinya di sini selamanya. Mereka memakan buah pekerjaannya.Hati-Ku pilu bagi semuanya sebab Aku sangat mengasihi mereka.”

Pada kelompok pertama, saya melihat dua keluarga dekatku, juga yang berumur dua belas tahun, sanak-saudaraku. Saya tahu dia berumur dua belas tahun sebab pada umur itulah dia meninggal. Pada keompok kedua saya melihat keluargaku yang lain dan Pastor/pendeta, yang kukenal sangat dekat. Jakes, pasanganku yang membunuh dirinya sebab saya memberikan hidupku bagi Kristus, juga berada dalam kelompok kedua. Juga kulihat beberapa tetanggaku pada kedua kelompok ini.

Ku-kenal mereka ini sebelum kematiannya; merekapun mengenalku. Keluarga dekat ku sangat marah saat melihatku dan meneriakkan kata-kata keji padaku; mereka menggunakan kata-kata kasar seolah-olah mengutuk-ku. Salah seorang dari mereka mengatakan bahwa saya tak layak mengikuti Lelaki yang bersama dengan-ku; mereka mengatakan hal-hal yang pernah kulakukan sebelum memberi hidupku bagi Kristus.Mereka tak berdusta; hal-hal yang di-lontarkan benar. Jakes bahkan berkata bahwa saya miliknya dan harus pergi ketempat dia berada sekarang sebab dosa saya sama sepertinya. Awalnya Pastor/Pendeta terlihat senang melihatku dan dia berkata bahwa baik sekali perbuatanku datang ketempat itu tetapi segera kelakuannya berubah saat mengetahui siapa yang menemaniku lalu dia bergabung dengan mereka dan melontarkan kutukan yang sangat kasar. Lelaki yang bersamaku mengatakan untuk menghiraukan mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Saya takut dan sedih; tubuhku bergetar dan tak dapat berdiri. Saya menangis tak terkendali.Lelaki ini berbalik, memberi pelukan,dan berkata:“Damai menyertaimu, Victoria.”Kekuatanku pulih dan kurasa Aman dalam pelukan-Nya. Dia berkata kami harus pergi dari tempat itu dan kembali.Dia memandangku dan berkata:Victoria, telah Ku-tunjukan padamu. Sekarang kau harus pilih pada kelompok mana kau mau berada;pilihan ada dalam tangan-mu. Kau harus katakan pada orang apa yang kau lihat dan alami namun jangan menambakan atau mengurangi sesuatupun.”

Saya teringat kami tinggalkan tempat keji itu bersamaan tetapi tidak kuketahui dimana saya meninggalkan-Nya sebab Dia tak nampak lagi: saat mataku terbuka saya telah kembali pada tubuh jasmaniku, terbaring di RS Oshakati. Ada cairan di lengan kiri, kulihat ibu serta tetanggaku yang lainnya dari desa di sudut kamar,Mereka memandang saya dengan penuh keheranan. Dapat kulihat bekas tangisan pada wajah ibuku. Saya bertanya pada salah satu suster jika dia tahu apa yang telah terjadi denganku namun dia hanya berkelakar dan berkata: “Kau dikirim kembali; mungkin karena engkau melakukan sesuatu yang salah dan perlu pertobatan.” Suster itu mencoba berbicara dengan santai tentang kondisiku namun dapat kulihat bahwa dia takut mendekatiku. Saya berkata padanya untuk memanggil dokter bagi-ku.

Saat tiba, dokter katakan bahwa dia tak tahu apa penyebabnya. inisialnya, dia berpikir bahwa saya sakit malaria namun hasil pemeriksaan malaria negatif. Dia mengatakan bahwa suhu badan, urat nadi dan peredaran darahku sangat mengancam rendah namun dia tak mendapat penyebab semuanya itu. dia katakan bahwa tak ada yang dapat dilakukan untukku; dia tak bisa mengaku bahwa saya sebenarnya tidak sakit. Cairan yang digunakan sebelumnya tak bekerja namun setelah saya membuka mataku, cairan itupun mulai bekerja. Dia merekomendasikan agar suster memberikan cairan kedua agar saya memiliki cukup tenaga untuk pulang.

Saya ketakutan pada apa yang telah saya lihat dan menangis. Bau tempat menjijikan itu terus menjadi nyata seolah-olah saya masih berada disana. Pemandangan tempat tersebut muncul setiap waktu. Saya tak dapat tidur dan seluruh tubuhku kesakitan. Kurasakan seolah-olah seluruh sendi-sendiku terlepas, dan diatur kembali. Oh, Saya tak berdaya. Diare dan sakit kepala muncul dalam seminggu.

Pikiranku telah mantap, tak akan ceritakan peristiwa ini pada siapapun, siapakah yang akan mempercayaiku? Apa yang akan di-pikirkan? Saya terus berkata pada diriku bahwa tak akan menghubungkan pengalaman ini dengan siapapun. Salah satu mentor menelepon-ku tiga hari berikutnya memastikan kesehatanku sebab ku-kirim pesan lewat telepon genggam dan memintah dia berdoa bagiku. Sebelumnya saya telah menceritakan peristiwa ini padanya. Saat sadar apa yang ku-perbuat sebenarnya telah saya ceritakan hampir seluruh peristiwa itu. Saya ingin menendang diriku. Saya menangis sebab telah melakukan kesalahan besar dalam hidupku. Sekarang terlambat, tak mungkin saya dapat menyembunyikan lagi. Sekarang saya tahu bahwa jika Allah ingin sesuatu disampaikan, hal itu akan terjadi. Dia-lah Allah, segala-nya.

Pada 19 Agustus, saya terbangun, merasakan urapan dalam tubuhku. Saya lemah dan bergetar,sementara gelombang listrik menjalar diseluruh tubuhku. Pada malam saya melihat cahaya terang masuk ke-kamarku dan dalam terang itu kulihat Lelaki yang sama. Kali ini Dia duduk pada kursi di samping tempat tidurku. tak kutahu darimana datangnya kursi tersebut namun berada disana pada saat Dia hendak duduk. Kursi itu indah terbuat dari emas murni; bentuk kursi indah, dan sandarannya. Pada setiap kaki ada bintang perak yang diukir dalam emas; bintang yang sama juga pada pusat sandarannya. Dan roda-roda bulat pada setiap kaki kursi.

Setelah menyalamiku, Dia katakan bahwa Dia tahu saya mempunyai pertanyaan tentang identitas-Nya dan Dia hendak menyatakan diri padaku dan jelaskan hal-hal khusus yang kualami.Dia berkata: “Aku-lah Yesus Kristus, Juruselamat-mu. Jika ada kebimbangan padamu, lihatlah tangan-Ku. Tempat sebelumnya ialah neraka.” Saat kulihat tangan-Nya, ku-lihat bekas-bekas luka dimana paku-paku menembus-nya.

Sahabatku, Ingin ku-sampaikan bahwa Neraka itu bukan ilusi siapapun tetapi tempat nyata dan men-jijikkan. Bukan bagi manusia tetapi bagi setan dan iblisnya. Tempat kita sebenarnya ialah Surga bersama Yesus tetapi kita harus memilih Yesus sebelum lambat. Hari ini, jikalau engkau mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hati-mu; terimah Yesus sebagai Juruselamat pribadimu dan hiduplah bagi-Nya. Neraka tempat yang keji: penuh ketakutan dan kesedihan; siksaan, tangisan kekal dan kertakan gigi. Setan mau membawa sebanyak mungkin. Jangan-lah bekerja sama dengannya; bekerja-samalah dengan Yesus dan engkau akan hidup dan tak mati.

Saya tak mengerti mengapa Tuhan memberiku pilihan diantara dua kelompok di neraka saat saya telah dilahirkan kembali. Saya telah menerima Dia kedalam hidup-ku dan Dia masih mengatakan padaku untuk memilih pergi ke neraka atau tidak. Saya tak mengerti. Saya mulai berdoa dan memohon Allah memberiku petunjuk akan apa yang Dia maksudkan dan apa yang Dia inginkan ku-lakukan. Tuhan menunjukan padaku bahwa saya menahan pengampunan dan luka mendalam di hati terhadap salah seorang saudari-ku, juga sepupu-ku. Saya memohon pada Tuhan mengampuni Roh ketidak-ampunan-ku; Saya juga memohon saudariku agar mengampuniku atas dengki dan kepahitan dalam hatiku terhadapnya. Tuhan memberi ku petunjuk agar pergi dan memohon pengampunan dari sepupuku.

Tuhan juga mengingatkan-ku saat melamar sebagai pengajar dengan diploma palsu/ tak murni dan Hal itu sebagai kesalahan dan pencurian dimataNya. Saya berkeras hati bahwa yang kulakukan benar dan memohon Tuhan agar menolongku melalui persoalan ini dan menunjukan jalan keluar sebab hal ini adalah kriminal serius yang dapat membawaku ke penjara. Tuhan memberi petunjuk untuk pergi ke Departemen pendidikan dan mengakui apa yang telah kulakukan.jika hal ini tak dapat dihindari Saya telah siap untuk dipenjarakan. Namun ku-alami pertolongan Tuhan yang besar.Kepala Departemen pendidikan mengatakan bahwa saya putuskan apa yang hendak dilakukan: membayar kembali gaji yang telah diberi melalui pemerintah atau tidak.Mereka janji tak akan membuat tuntutan terhadap-ku sebab mereka tertegun oleh pengakuan-ku.Allah kita Allah yang setia yang menghormati Firman-Nya.

Jika kau dalam situasi yang sama, Saya ajak melakukan apa yang benar,tak peduli apapun akibatnya. Mungkin dipenjarakan di penjara dunia yang sementara. Tak ada kesakitan atau malu yang sebanding dengan perpisahan kekal dari Allah. Neraka bukan tempat indah:lebih baik membiarkan Allah mengadili-mu sekarang sebelum terlambat. Kita harus takut akan pengadilan Allah selama dalam masa Anugerah ini: kita harus menyilakan Tuhan menilik apa yang salah dalam hidup kita selama masih ada waktu memperbaiki bersama-Nya sebab tak ada pengampunan dibalik kuburan.

Kunjungan ke-2 di Neraka

Pada 18 Oktober 2005 Saya terbangun pada jam 05H30 tetapi saya tak dapat pergi bekerja. Saya merasa lemah dan mabuk; Saya tak bisa bergerak atau berbalik badan di tempat tidurku, kehadiran Tuhan sangat-lah kuat dalam ruangan itu. Saya bergetar dan merasakan listrik diseluruh tubuhku. Tuhan datang membawa-ku tepat sebelum jam 08H00 sebab ku-perhatikan jam tangan, pukul 07H48, dan Dia tiba saat itu. Dia menyalamiku dan berkata kita harus pergi lagi sebab waktunya terburu habis. Saya berdiri dan mulai berjalan. Cara kami berjalan saat ini berbeda dari saat yang lain; walaupun kaki kami bergerak, kami seperti terapung daripada berjalan. Sementara dalam perjalanan, Yesus berkata bahwa semua dosa adalah buruk dan tak ada dosa kecil atau dosa besar. Semua dosa membawa pada kematian, tak peduli besar atau kecil. Tuhan mengatakan padaku bahwa kami akan mengunjungi neraka lagi lalu bertanya jikalau saya ketakutan. Saya menjawab bahwa saya takut.

Dia berkata,”Roh ketakutan bukan dari Bapa-Ku atau Dari-Ku, namun dari iblis. ketakutan akan menyebabkan-mu melakukan hal yang menibakan-mu di Neraka.”

Tanpat Iman tidak mungkin berkenan pada Allah dan ketakutan berlawanan dengan Iman. Sangat jelas bahwa ketakutan tidak berkenan pada Allah sebab merusakkan satu Iman. Selama kami dalam perjalanan, kami berjalan bersama tetapi saat kami tiba di gerbang neraka, Dia memegang tanganku dan menggenggamnya setiap detik kami di Neraka. Saya sangat bersukacita bahwa Tuhan memegang tangan-ku sebab kepalan tangan-Nya menghalau segala ketakutan dari padaku.Tempat itu masih sama: tak ada perbedaan dari awal. Ada serangga, cacing, sangat panas, bau, tengkorak, jeritan: segala sesuatu sama seperti pada awal kunjungan. Kami masuk gerbang kotor itu dan Tuhan membawaku pada kelompok yang satu. Banyak orang yang kukenal selama mereka hidup di bumi. Orang-orang malang berada dalam kesengsaraan; mereka terlihat putus asa dan menderita tetapi yang terburuk adalah wajah –wajah yang terlihat putus harapan.

Tuhan tunjukan seorang wanita setengah usia yang kukenal sebelum mati. Dia alami kecekaan mobil awal tahun 2005. Saya terkejut melihatnya di Neraka sebab kami mengenalnya sebagai seorang yang takut akan Allah dan mencintai Allah. Tuhan katakan bahwa wanita ini cinta Tuhan dan Tuhan-pun mencintainya;Dia melayani Tuhan saat di bumi;Membimbing banyak orang pada Tuhan dan mengetahui Firman Tuhan dengan baik. kasih pada yang miskin dan membutuhkan; memberi dan menolong mereka dalam banyak hal.dia hamba Tuhan yang baik hampir disemua hal.

Perkataan itu sangat mengejutkanku dan saya bertanya pada Tuhan mengapa Dia membiarkan seseorang yang melayani Tuhan sangat baik berada dalam Neraka. Tuhan memandangku dan berkata bahwa wanita ini telah percaya tipuan si-jahat. Walaupun wanita ini tahu benar Firman Tuhan dengan baik, dia percaya tipuan setan bahwa ada dosa besar dan dosa kecil. Dia berpikir bahwa dosa ‘kecil’ tak akan membawanya ke neraka sebab, bagaimanapun juga, dia adalah orang kristen.

Tuhan melanjutkan, “Aku pergi menemui-nya beulang- kali dan mengatakan untuk berhenti melakukan apa yang dibuatnya namun banyak kali dia ber-alasan bahwa apa yang dilakukan-nya sangat kecil dan dia menyimpulkan peringatan-Ku sebagai perasaan bersalah-nya saja. Ada saat dia berhenti untuk sementara namun kemudian dia menguatkan dirinya sendiri bahwa peringatan itu bukan dari-Ku tetapi suara-nya sendiri sebab dosa itu terlalu kecil untuk mendukakan Roh Kudus.”

Saya bertanya pada Tuhan dosa apakah yang diperbuatnya dan Tuhan menjawab, “Wanita ini mempunyai seorang teman suster di RS Oshakati. Kapan saja wanita ini sakit, dia tak akan pergi ke RS dan membayar kartu RS sebagai praktek biasa; dia akan menelepon temannya dan mengatakan agar menyiapkan obat-obatnya dari bagian apotek. Temannya selalu merasa dipaksa melakukannya dan meminta wanita ini mengambil obat pada jam yang ditentukan. Pertama, dia putuskan menerimah tipuan si-jahat tentang dosa kecil dan besar dan menolak kebenaran-Ku;dia menyebabkan orang lain berdosa dan mencuri baginya namun yang lebih buruk dari semuanya, DIA MENDUKAKAN ROH KUDUs. Inilah yang menyebabkannya di Neraka.Tak perduli jika kau membawa milyaran jiwa pada Tuhan;ada kemungkinan masuk neraka sebab mendukakan Roh Kudus. Kamu tak harus perduli dengan keselamatan orang lain namun kamu harus berhati-hati tak lupa jiwamu sendiri. Peka-lah pada Roh Kudus setiap saat”Setelah itu Tuhan berkata kami harus kembali.

Banyak orang Kristen mendengar cerita ini mendapatinya sebagai persoalan. Mereka akan bertanya padaku, “bagaimana dengan jastifikasi, Rahmat dan Anugerah?” dan “Adakah kemungkinan kehilangan keselamatan itu setelah menerimanya?” “Bukankah hal itu sedikit keras?” “Dapatkah Allah sedemikian kasar?”

Baiklah,seperti ku-sampaikan dimana-mana dalam buku, Saya tak membawah ajaran teologia disini. Saya hanya menyampaikan padamu apa yang telah Tuhan tunjukan dan katakan pada-ku dan yang Tuhan ijinkan ku-alami. Tolong pelajari Alkitab anda bagi semua jawaban. Perhatikan fasal-fasal berikut ini dan adili dirimu sendiri.

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri di tolak”. (1Korintus 9:27)

“Jika demikian,apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?sekali-kali tidak!bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup didalamnya?(Roman 6:1-2)

“Hendaklah dosa jangan berkuasa lagi didalam tubuhmu yang fana,supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” (Roman 6:12)

“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa kita, tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dasyat yang akan menghapuskan semua orang durhaka.” (Ibrani 10:26 –27)

Dapatkah aku keneraka setelah melayani Tuhan dan membawa jiwa bagi-Nya? Engkau-lah hakimnya!

Ketidaktaatan

Hari senin 6 Maret 2006, saya terbangun oleh alarm jam 05H30. Saya berdoa dan sadari ada urapan kuat.Tubuhku lemah bergetar;gelombang listrik menjalariku.

Sore hari, saya ditempat tidur, kulihat cahaya terang mengisi kamarku. mungil, putih, bola-bola kecil, ukuran jepit rambut, benda kecil ini jatuh seperti hujan dan masuk dalam kulitku. Lalu, kulihat awan seperti kabut putih datang dari atas; juga mengisi kamar dan menembus kulitku. kulihat Yesus berjalan kearah-ku dalam awan. Dan duduk pada kursi-Nya disamping tempat tidur-ku. Saya tak tahu darimana asal kursi ini; selalu muncul pada saat Tuhan hendak duduk. Kursi yang indah terbuat dari emas tulen; bentuknya hampir sama seperti kursi pada umumnya tetapi ada sandaran belakang.Pada setiap kaki kursi ada bintang perak; bintang yang sama namun agak besar juga berada pada sandaran belakang.Dan roda bulat pada setiap kaki kursi.

Yesus menyalamiku dan mengulurkan tangan-Nya dan katakan bangun sebab waktu terburu habis. Dia menarik tangan-ku dan duduk disamping tempat tidur-ku.

Lalu Ia berkata padaku, “Victoria, mari kita berdoa.” Dia berdoa dalam bahasa yang tidak saya mengerti; yang ku-mengerti hanyalah ‘Amen’. Lalu Dia menanyakan padaku tentang apa yang ku-lihat saya berkata bahwa kulihat kelompok orang-orang yang pergi bekerja yang lainnya tiba di tempat kerjanya. Saya juga melihat hal yang sama bola-bola putih kecil jatuh pada mereka yang masuk pertama. Setelah kelompok pertama, kelompok kedua-pun muncul. Saat itu benda-benda ini berhenti.

Saya juga melihat kelompok lain, tiba di Gereja-Gereja pada Minggu pagi. Hujan bola-bola putih inipun turun pada saat orang-orang ini tiba lebih awal di halaman Gereja. Terus menerus berjatuhan dan kemudian berhenti. Yang terlambat tidak akan menemukan apapun.

Yesus bertanya jika saya mengerti arti penglihatan itu dan saya katakan bahwa saya tak mengerti. Lalu Dia menjelaskan: “Penglihatan-penglihatan ini artinya bahwa setiap tempat dimana engkau seharusnya berada pada waktu tertentu dan tahu jam berapa kau harus berada disana, Selalu ada malaikat-malaikat Tuhan membagi-bagikan berkat pada waktu tertentu. Jika engkau tiba tepat pada waktunya, engkau akan menerimah berkat namun jika engkau lambat, engkau akan kehilangan berkatmu pada hari itu sebab malaikat membagi-bagikan berkat hanya pada waktu tertentu. Victoria, Aku ingin memperingatkanmu sebab kau terlambat ketempat kerja dan lebih khusus terlambat pada jam-jam kebaktian.engkau harus tahu bahwa pada saat-saat itu kau terlambat tanpat alasan yang berlaku; engkau akan selamanya terlambat akan berkat-berkat pada hari-hari itu; mereka tak akan pernah kembali padamu lagi, hanya jika keterlambatanmu mempunyai alasan yang benar.”

Saat Tuhan mengatakannya saya berharap agar dapat menghilang dan memberikan-Nya beberapa alasan yang masuk akal untuk ketidak disiplinan-ku. Saya berkata bahwa kadang saya terlambat bangun tetapi Dia memandang-ku pada kedua mataku dan berkata bahwa saya berdusta dan bahwa saya memiliki kebiasaan buruk kembali tidur setelah bangun, menyerah pada keinginan tidur hanya ‘beberapa menit lagi’.

Setelah Tuhan Yesus memperingatkan-ku, Dia berkata, “Berdiri. Kita harus pergi. Waktu terburu habis ada yang harus kita kerjakan.”

Saat ini Tuhan membawaku ketempat dimana saya tidak pernah berada sebelumnya; Pertama kali kami berjalan dijalan itu. Kami tiba di Taman penuh bunga-bunga indah dan pepohonan hijau: tak ada sesuatupun didunia ini yang dapat dibandingkan dengan keindahan ini. Bunga-bunga sangat indah,berwarna cerah. Kami duduk pada kursi taman yang indah, yang terbuat dari emas murni dan dihiasi dengan bintang-bintang perak bercahaya.

Saat kami duduk, Tuhan menunjuk kedepan dan berkata, “Victoria, lihat, dapatkah engkau melihat kota itu?”Saat itu, Ku-lihat, kota besar bercahaya.Sangat indah diluar perkataan dan tiada duanya. Kota itu memiliki sebuah sebuah gerbang bercahaya dan pada gerbang itu ada seorang lelaki berumur yang duduk. Dia mempunyai, janggut panjang dan rambut putih. Ku-lihat lelaki ini sebelumnya, saat kutanya Yesus siapa orang itu,Dia katakan bahwa lelaki itu adalah Abraham, Bapa segala orang ber-Iman.

Ku-lihat banyak jalan dikota itu, yang juga diukir dengan emas. Ada bangunan-bangunan yang tinggi dan semuanya bercahaya seperti emas. Cahaya pantulan dari kota itu sungguh sangat tak terbilang.

Yesus menoleh pada-ku dan berkata, “Apakah pendapatmu tentang kota itu?”

Ku-jawab,sangat indah dan mau kesana.Yesus berkata:“Aku akan membawa-mu kesana jika engkau patuh terus menerus sebab disitu juga rumah-mu akan berada. tetaplah patuh–sebab jika tak patuh,Victoria, burung gagak akan mengisi rumah-mu. Rumah-mu akan menjadi kediaman burung hantu dan tempat bermain hantu-hantu. Bagaimanapun juga, jangan takut, sebab Aku menyertai-mu.Hanya patuh-lah. Sebab siapa yang tak patuh,rumahnya akan menjadi tempat burung gagak terbang;menjadi sebuah tempat tinggal burung hantu dan tempat bermain hantu-hantu.”

Yesus Kristus nyata dan Ia mencintai kita dengan Cinta-Nya yang tak terbilang, Keinginan hati-Nya yang terbesar ialah agar kita memilih hidup yang kekal bersama Nya. Hati-Nya pedih bagi mereka yang mati dan masuk Neraka sebab mereka lebih memilih mati dan menolak tawaran keselamatan yang Ia tawarkan pada mereka.

Siapapun engkau Kristen yang di-lahirkan kembali atau tidak, tolong ingat satu hal: Waktu sedang terburu habis.

Saturday, July 5, 2008

A Gate of Hell (Queen E. Dixon)

March 25th, 2007,on a sunny Saturday afternoon at 2:35 PM, I came home from helping a friend and lay down to take a nap. All of a sudden, the right side of my bed started to roll like a wave of water as I was laying on the left side of my bed. I did not feel the bed moving, I only saw it moving.

Well, I am a born again Christian and I know to call on the name of Jesus when these things happen. So I started pleading the blood of Jesus over my bed then bam! I was standing up on the floor behind my bed. I remember standing there and thinking to myself, how did I get up here without remembering and who is this woman laying in my bed?!? And why is my bed still rolling like this?

Then I looked down at my body. I was slim and beautiful but naked! I specifically remember that there is no time in eternity, none! We are governed by time in this reality but in the spirit realm, there is no time governance. Also, I remember that all thoughts and communication are conveyed through thinking and then the recipient just receives what you are saying and then back and forth like that. No mouth needed!

I was then taken from my apartment and I appeared in this massive room where there were people of every colour and shape and size from every nation standing there, all dressed in very bright white. I thought to myself, this is a room of saints.

However, I was immediately told by my invisible spirit guide, who I knew was standing there beside me, that the white robes that these people were, people who were professing Christianity but had evil continually in there hearts. There were millions of people!!! Suddenly, I saw their flesh start to drip off of them like chocolate melting in heat. The flesh just started to drip off of these people right onto the floor. I just stood there in quiet amazement. I was told that all of these people are on their way to hell because they profess Christianity but have evil in their hearts continually. Then I was taken up into eternity, this is what took place. I was up in the air somewhere in eternity and I was looking down on this scene. There was a female, who has the same complexion as me laying on her back on this platform naked. She had shreds of clothing, white and black in colour, hanging around her neck. She was up on her elbows looking intensely at something in front of her.

There was a great being standing beside her that I could not see but I knew was there who was ALL POWERFUL! Over the entire scene was a canopy and the canopy was the spirit of God. The platform that this female lay on was a flat surface but there was a funnel under the platform and inside this funnel was a great whirlwind that kept this funnel in place.

Then, all of a sudden, I was down and inside this body. Now, I lay there. I was whimpering but too much in utter awe at what was happening in front of me. All of a sudden, a great circle appeared in front of me. The circle grew to the size of a two story house and a flat brown surface appeared inside this circle that acted as a door. Words appeared on this flat brown surface in a foreign language that resembled Hebrew. Although I didn't know the language, I could understand what the words said: THE GATES TO HELL!!!!!!!!!!

These gates started to open, and then I saw the fire...blue, yellow and red flames. I was told that the flames that I was looking at are 20,000 times hotter than the fire on earth and that this fire is fed by sulphur and brimstone. I then saw the darkness. The sun lights the day here and the moon lights the night here, but there is no darkness like it is in hell. The darkness is alive with pure evil!!!

I then saw the darkness..the sun lights the day here and the moon
lights the night here, but there is no darkness like it is in hell. The
darkness is alive...with pure evil!!!!!!!!!!!!!!! I was about to be thrown
into this fire and then,all of a sudden, I was back into this body. I lay here in
this body, feeling heavy physically because the spirit is free with no flesh and
blood, just completely free but I lay here.

I was about to be thrown into this fire and then, all of a sudden, I was back into this body. I lay here in this body, feeling heavy physically because the spirit is free with no flesh and blood, just completely free but I lay here. The GOD of all ages spoke directly to me, this is what He said to me, and let me just say that He was ANGRY. When He spoke, His voice went through my bones like a massive vibration!!! All I could do is just lay there and hear my master speak.

He said,"This is the end of all sin. If you do not serve me
with your whole heart, I will use you to save others but you will die and go to
hell." "If you do not serve me with your whole heart, then you serve Me not at
all."

Than the Lord of hosts got even angrier and said, "TITHES AND
OFFERINGS ARE A COMMANDMENT. THIS IS HOW MY WORD IS
PREACHED, THIS IS WHAT TAKES CARE OF MY CHURCHES!!!!"

The Lord said, "You go and tell them....WITHOUT HOLINESS, NO MAN CAN
ENTER INTO MY KINGDOM!!!"

The Lord said to me exactly what was in the
bible, "Be ye holy as I am holy!!!!" This is what I changed me forever.

I was living half holy before this experience but not anymore. I am on my
way to Heaven. I do not ever want to go back to this disgusting place. The
Lord has also told me that he is going to use me to preach the unadulterated
truth of his word..NO SUGAR COATING...NO EASINESS...JUST HOLY
GHOST BOLDNESS.

This is why I was born. He gave me a boldness to tell
people things that they do not want to hear...It is ALL OR NOTHING WITH
JESUS CHRIST....NOTHING ELSE WILL SUFFICE.....ALL OR NOTHING...ALL OF
YOU OR NONE OF YOU !!!!!!!!!!!!!!!!

As Jesus Christ is my lord, my God and my king, this record is true and real
and is my personal beginning of wisdom.

The word of God says in Proverbs,
"The fear of God is the beginning of wisdom."

I fear him now and have an utter
reverance for the god of ages that I never had before.

TIME IS FAST RUNNING OUT (Victoria Nehale)

I was born and lived in Namibia all my life and surrendered my life to Jesus on February 06, 2005. The Lord Jesus Christ has revealed many things in the spiritual realm to me including a couple of trips to hell. The Lord instructed me to share my experiences with the people; He also warned me not to add anything or omit anything from whatever the Lord Jesus Christ showed or told me. By the time of the writing of this book, end of 2006, I was visited 33 times by the Lord Jesus Christ. Every single time of those visitations, the Lord would tell me before leaving that: TIME IS FAST RUNNING OUT.

First trip to hell

On the weekend of 23 July 2005, I took a thirty-minute taxi ride from the town of Ondangwa where I work and stay, to my home village, to spend the weekend with my parents. On my way home, I had a feeling that something extraordinary was going to happen that evening. I arrived home at around 18H00 and that was the time people were preparing for dinner. I was in the kitchen with the rest of my family, lying down on an old sheet on the ground, while my little nieces and nephews were singing their Sunday School songs. Suddenly I felt a heavy anointing come upon me, my body became very weak, and I was out under the power of God. I saw a man, wearing a long white robe tied with a rope of the same color, walking towards where I was lying. There was a brilliant light around Him as though it were radiating from Him. He was wearing brown sandals; His features were like people from the Middle East, with a beautiful tanned skin. His face was very kind and full of glory but I was unable to look Him in the eyes. When He spoke, His voice was tender, kind and loving, yet authoritative; waves of love were emanating from His very being.

He extended His hand to me and pulled me up from where I was lying. Suddenly I was in a beautiful, transformed body; I looked the same as I was when I was eighteen years old. I was wearing a white robe tied with a white rope. Although my robe was white, the material was different from the man's robe. His robe was silky with a brilliance that I do not know how to describe.

He said, in a most loving and tender voice: "Victoria, I want you to come with me; I will show you frightening things and I am taking you to a place where you have never been before in your whole life". He held my right hand and we went. I felt as if we were walking on air and we were ascending all the time. After a while on the way, I was very tired and told Him that I was unable to continue the journey and begged Him to allow me to go back. However, He looked at me tenderly and said, "You are not tired - you are fine. If you get tired, I will carry you, but for now you are fine. Peace be with you. Let us go."

The place at which we arrived was very arid, worse than the worst desert known to man, with no sign of life in any form whatsoever. There was not a single tree or blade of grass or any living thing in sight. It was a very depressing place indeed.

We came to a gate and the man turned to me and said: "Victoria, we will enter through the gate and the things you will see will frighten and upset you - but you must rest assured that wherever I take you, you will be well protected. Just open your eyes and observe everything I will show you." I was terrified and started to weep. I was protesting and pleaded with the man to take me back. I told Him that I did not want to go into that place because I could see through the gate what was going on inside. He looked at me and said, "Peace be with you; I am with you. We must go inside, for time is fast running out."

We entered through the gate. I cannot describe to you the horror of that place. I am convinced that there is no other place in the entire universe as bad as that place. The place was extremely large and I had the sense that it was expanding all the time. It was a place of utmost darkness and the heat of it could not be measured: it was hotter than the hottest of fires. I could not see any flames of fire or the source of the heat but it was HOT. The place was filled with flies of all sizes - green, black, and grey flies. Every conceivable kind of fly was there. In addition, there were also short, thick, black worms everywhere, climbing on everything. The worms started to climb on us and the flies were also all over us. The place was filled with the most disgusting stench; there are no words to describe the intensity of the stench in that place. The smell was almost like rotten meat but was a hundred times worse than the most decaying meat I have ever smelled in my entire life. The place was filled with the noise of wailing and gnashing of teeth, as well as of demonic, evil laughter.

The worst thing about this place is that it was filled with people. There were so many people that they could not be numbered. The people were in the form of skeletons. I can say with confidence that these skeletons were humans because I recognized some of my very close relatives and people from my village. Their bones were dark grey and extremely dry. They had long sharp teeth like wild animals. Their mouths were large and wide and their tongues were long and bright red. Their hands and feet had long, thin toes and fingers with long, sharp nails. Some of them had tails and horns.

There were demons mingling with the people: the demons in appearance looked like alligators and they were walking on four legs. They were comfortable in that environment and were constantly teasing and tormenting the humans. The noise that the demons were making was more like a celebration, as they seemed happy and carefree; they were also dancing and jumping all the time. The humans, on the other hand, looked miserable and depressed; they were in a state of helplessness and hopelessness. The noise from humans was caused by pain; they were weeping, screaming and gnashing their teeth, and were in a desperate situation of unimaginable pain and agony.

The people in this place, were innumerable but I could clearly see that the vast majority of them were women. They were divided into many different groups. Even if they were in the groups, it was not possible to estimate the number of people in any single group because the groups were extremely large.

The man led me to one of the groups on the eastern side of the place. He looked at me and said: "Victoria, this is a group of people who refused to forgive others. I told them many times in many different ways to forgive others but they rejected me; I have forgiven them all their sins but they refused to forgive others. Their time ran out and they found themselves here. They will be here for all eternity; they are eating the fruits of their labor for ever and ever. However, it is painful for me to see them in this horrible place and in this eternal situation - because I love them."

I was then led to the next group, and the man told me that the people in the second group were those who had debts. There were three different categories in that group. The first category was of people who owed to others: they could afford to pay their dues but they kept postponing and procrastinating. They would claim that they would pay tomorrow, next week, next year, until the time ran out for them and now they had found themselves in this place. This is where they will stay forever; they are eating the fruits of their labor.

The second category was of those who had debts that they could afford to pay back and they were willing to pay their debts, but they were afraid of the consequences because, perhaps, if they told the truth they might suffer rejection or they might go to jail or what they had done would be made known to the whole world and they would be humiliated. The man said: "None of them came to me to ask me for a way. If they had done so, I would have shown them the easy way out. They used their own wisdom and reasoning which did not help them in any way. Their time ran out and they found themselves in this place where they will be for ever. They are eating the fruit of their labor."

Then He said: "The third category had debts which they could not afford to pay back, but, again, none of them had told me that they had debts they were unable to pay. If they had done so, I would have paid their debts. They also tried to use their own reasoning and wisdom, which did not help them in any way. Now they have found themselves in this place where they will always be. They are eating the fruit of their labor. My heart is aching for all these people because I love them dearly."

In the first group, I saw two of my very close female relatives, as well as a twelve year-old, also a relative of mine. I knew she was twelve because that was how old she was at the time of her death. In the second group I also saw some of my relatives, as well as a Pastor whom I knew very well. Jakes, my boyfriend who had committed suicide because I gave my life to Christ, was also in the second group. I saw some of my neighbors in both groups as well.

I recognized the people I knew before their deaths; they also recognized me. My relatives were very angry when they saw me and they started to shout obscenities at me; they were using the most vulgar language as they were cursing me. One of them said that I was not worthy of following the man who was with me; they were telling the things I used to do before I gave my life to Christ. They were not lying; the things of which they were accusing me were the truth. Jakes was saying that I belonged to him and I should go where he was because I had committed the same sins as he. At first the Pastor seemed happy to see me and he said I did well by coming but his attitude changed immediately when he saw who was accompanying me and then he also joined in the cursing and the use of obscene language. The man with me told me to ignore them for they did not know what they were doing.

I was petrified and extremely sad; my body was shaking and I could not stand. I was crying uncontrollably. The man turned to me, gave me a hug, and said: "Peace be with you, Victoria." My strength returned and I felt very secure in His embrace. Then He told me that we had to leave the place and go back. He looked at me and said: "Victoria, I have shown you. Now you must choose in which of the groups you want to be; the choice is in your own hands. You must tell the people everything you have seen and experienced but do not add or omit anything."

I remembered that we left the place of horrors together but I do not know where I left Him because then I became aware: I opened my eyes and I was back in my physical body, lying in Oshakati Hospital. There was a drip in my left arm, and I saw my mother and other neighbors from our village in one corner of the room, where they were looking at me in amazement. I could see on my mother's face that she had been crying. I asked one of the nurses if she knew what was wrong with me but she only made a joke and said: "You were sent back; perhaps you have done something wrong and you need to repent." The nurse was trying to speak lightheartedly about my condition but I could see she was afraid to come closer to me. I asked her to call the doctor who attended me.

When he arrived, he said that he did not know what was wrong with me. Initially, he had thought that I had contracted malaria but the malaria results were negative. He continued to tell me that my temperature, pulse and blood pressure were dangerously low but he could not find the cause for it. He said that there was nothing he could do for me; he could not admit me because I was not sick. The drip they had applied was not working at first but when I opened my eyes, it started to work. He recommended that the nurse administered another drip to me once the first one had finished so that I could get enough strength to go home.

I was frightened by what I saw in that place and couldn't stop crying. The stench of that horrible place continued to be as real as when I was there. The scenes from that place were flashing before me all the time. I was unable to sleep and my whole body was in great pain. I felt as though all my limbs had been taken apart, and re-assembled. Oh, I felt awful. I had diarrhea and a pounding headache for an entire week.

My mind was made up that I would not talk to anybody about my experiences because who would believe me? What would people think? I kept telling myself that I would never relate my experiences to anybody. One of my mentors phoned me three days later to enquire about my wellbeing because I sent her a text message asking her to pray for me. Before I knew it I was telling her about my experiences. When I realized what I was doing I had already told her most of the story. I wanted to kick myself. I was crying because I was convinced that I had made the biggest mistake of my life. Now the story was told, there was no possibility I could hide it anymore. Now I knew that if God wants something to be told, it will be told. He is God, after all.

On August 19, I woke up, feeling the signs of the anointing in my physical body. I was weak and trembling, while waves of electricity were going through my body. In the evening I saw a brilliant light coming into the room and in the midst of it was the same man. This time He sat down on a chair next to my bed. I have no idea where this chair came from but it was there as soon as He was ready to sit down. It was a beautiful chair made of solid gold; the shape was that of a conventional chair, with back support. On each leg was a silver star embedded in the gold; the same star was also in the centre of the back support. There are round wheels on each leg.

After greeting me, He told me that He knew that I had many questions about His identity and that He came to reveal Himself to me and to explain certain things that I have experienced. He said: "I am Jesus Christ, your Saviour. If you have any doubts, look at my hands. That place where we went is Hell." When I looked at His hands, I saw scars where the nails pierced Him.

Dear friend, I want to tell you that hell is not a figment of anybody's imagination but it is a real place and it is unpleasant. It was not made for people but for Satan and his demons. Our rightful place is in Heaven with Jesus but we have to choose Jesus before it is too late. Today, when you hear His voice, do not harden your heart; accept Jesus as your personal Saviour today and live for Him. Hell is a terrible place: it is a place of fear and sadness; it is a place of torment and eternal cries and gnashing of teeth. Satan wants to take as many people with him as possible. Do not co-operate with him; co-operate with Jesus and you will live and not die.

I could not understand why the Lord would tell me to make a choice between the two groups He showed me in Hell when I was already a born-again Christian. I have accepted Him into my life and He was still telling me to make a choice whether I want to go to Hell or not. I could not understand. I started to pray and asked God to give me a revelation of what He meant and what He wanted me to do. The Lord revealed to me that I was harboring a lack of forgiveness and resentment in my heart towards one of my sisters, as well as to my cousin. I asked the Lord to forgive me for my unforgiving spirit; I also asked my sister to forgive me for harboring anger and bitterness in my heart toward her. The Lord instructed me to go and ask forgiveness from my cousin.

The Lord also reminded me that there was a time when I acquired a teaching job with a fraudulent diploma and He considered that to be debt and theft. I was determined to do what was right and I asked the Lord to help me through this problem and to show me an easy way out because this was a serious crime which could send me behind bars. He directed me to go to the Department of Education and confess what I had done. I was ready to go to jail if this was unavoidable. I experienced the Lord's favor in a big way. The officials in the Department of Education told me that I should decide what I wanted to do: whether to pay back the salary I had received from the government or not. They promised not press charges against me because they were stunned by my confession. Our God is a faithful God who honors His Word.

If you are in a situation similar to the one I was in, I want to encourage you to do what is right, no matter the consequences. You might be incarcerated in the earthly jail but that is temporal. No pain or shame will compare to Eternity separated from God. Hell is not a nice place: it is better to allow God to judge you now before it is too late. We must not fear God's judgment while we are in the time of Grace: we must allow Him to expose whatever is wrong in our lives while we still have time to make right with Him because there is no forgiveness on the other side of the grave.

2nd Trip to hell

On October 18 2005 I woke up at 05H30 but I could not go to work. I was feeling very weak and drunk; I could not move or turn around in my bed, and the presence of the Lord was very heavy in the room. I was trembling and felt electricity going through my body. The Lord came to take me just before 08H00 because the last time I had looked at my watch, it was 07H48, and he arrived very shortly after that. He greeted me and said that we should go again because time was fast running out. I stood up and we began to walk. The way we were walking on this day was very different from all other times; although our legs were doing the walking movements, we were sort of floating more than walking. While we were on our way, Jesus told me that all sins are bad and there is nothing such as small sin and big sin. All sin will lead to death, no matter how big or small. The Lord told me that we were going to visit Hell again and then He asked me if I was afraid. I answered that I was afraid.

He said, "The spirit of fear is not from My Father or from Me, it is from the Devil. Fear will cause you to do things that will land you in hell."

Without faith it is impossible to please God and fear is the direct opposite of faith. It is obvious that fear does not please God because it destroys one's faith. For the whole time we were on our way, we were walking side by side but as soon as we arrived at the gate of Hell, He took my hand into His and held it for every second we were in Hell. I was very happy that the Lord was holding my hand because the firm grip of His hand removed all the fear from me. The place was still the same: nothing was different from the first time. There were flies, worms, extreme heat, the smell, skeletons, the noise: everything was just as it was the first time I was there. We entered the same ugly gate again and the Lord took me to one group of people. There were many people I knew when they were still alive on Earth. The poor people were in a terrible state; they looked miserable and in great agony but the worst of all was the look of hopelessness on their faces.

The Lord pointed out one middle-aged woman whom I knew before her death. She had died in a car accident at the beginning of 2005. I was shocked to see that woman in Hell because we all knew her as a God-fearing and God-loving person. The Lord told me that that woman loved Him and He also loved her; she had served Him when she was on Earth; she had led many people to the Lord and she knew the Word very well. She was kind to the poor and needy; she gave to them, and helped them in many ways. She was a good servant of the Lord in most ways.

Those words of the Lord shocked me even more and I asked Him why He would let someone who had served Him so well end up in Hell. The Lord looked at me and said that this lady had believed the deception of the Devil. Although she knew the Scriptures well, she believed the lie of the Devil that there are big sins and small sins. She thought that a ‘small' sin would not lead her to Hell because, after all, she was a Christian.

The Lord continued, "I went to her many times and told her to stop what she was doing but many times she would reason that what she was doing was too small and she attributed my warning to her own feelings of guilt. There was a time when she stopped for a while but then she convinced herself again that the warning was not from Me but her own voice because that sin was too insignificant to grieve the Holy Spirit."

I asked the Lord again to tell me what the sin was that this woman has committed and He answered me thus, "This woman had a friend who is a nurse at Oshakati Hospital. Whenever this woman was sick, she would not go to hospital and pay for her hospital card as normal practice; she would just pick up the telephone and tell her friend to organize medicine for her from the Hospital Dispensary. Her friend would always oblige and tell her to pick up the medicine at a particular time. Firstly, she decided to accept the lie of the Devil about small and big sin and rejected my truth; she caused somebody else to sin and steal on her behalf but, worst of all, she grieved the Holy Spirit. This is what caused her to be in Hell. It does not matter whether you bring millions of souls to the Lord; it is still possible to go to Hell for grieving the Holy Spirit. You must not only care about the salvation of others but you must be careful not to forget about your own soul. Be sensitive to the Holy Spirit at all times." After the Lord said those words He said that we should go back.

Many Christians who have heard this story do find it problematic. They would always ask me, "What about justification, mercy and grace?" and "Is it possible to lose your Salvation after you have received it?" "Is that not a bit too harsh?" "Can God be so cruel?"

Well, as I have said elsewhere in this book, I am not presenting any theology here. I am just telling you what the Lord has shown and taught me - and what He has allowed me to experience. Please refer to your Bible for answers. Look at the following verses and make your own judgment.

"But I discipline my body and bring it into subjection, lest, when I preached to others, I myself should become disqualified." (1Corinthians 9:27)

"What shall we say then? Shall we continue to sin that grace may abound? Certainly not! How shall we who died to sin live any longer in it? (Romans 6:1-2)

"Do not let sin reign in your mortal body, that you should obey it in its lust." (Romans 6:12)

"For if we sin willfully after we have received the knowledge of the truth, there no longer remains a sacrifice for sins, but a certain fearful expectation of judgment and fiery indignation which will devour the adversaries." (Hebrews 10:26-27)

Can I go to Hell after having served the Lord and led many to Christ? You be the judge!

Disobedience

On Monday 6 March 2006, I was woken by my alarm clock at 05H30. I started to pray and realized that there was a heavy anointing on me. My body was very weak and I was trembling; waves of electricity were going through my body.

In the afternoon, as I was lying on my bed, I saw a brilliant light filling the room. I saw tiny, white, round beads, the size of a pin-head. The beads were falling like rain and would sink into my skin on contact. In addition, I saw a cloud of something like white mist coming from above; it also filled the room and sank into my skin on contact. Thereafter, I saw Jesus walking towards me in the midst of a cloud of mist. He sat down on His chair next to my bed. I have no idea where this chair comes from; it usually appears as soon as He is ready to sit. It is a beautiful chair made of solid gold; the shape looks similar to most chairs but with back support. On each leg is a silver star; a similar but larger star is also on the back support. There are round wheels on each leg.

Jesus greeted me and stretched out His hand to me and told me to get up because time was fast running out. He pulled me up by my hand and I sat down on my bed.

Then he said to me, "Victoria, let us pray." He prayed in a language that I did not understand; I understood only the word ‘Amen'. Then He continued by asking me what I was seeing and I told Him that I was seeing groups of people going to their work and others arriving at their work places. I was also seeing those similar tiny white beads falling on those who arrived first at their work places. After the first group, another group also arrived later. By that time the rain of tiny beads had stopped falling.

I also saw different groups of people, arriving at different churches on a Sunday morning. The rain of white beads would begin to fall as soon as the early comers enter the churchyard. It continued to fall for some time and then it stopped. The latecomers would not find anything.

Jesus asked me whether I understood what those visions meant and I told Him that I did not understand. Then He explained to me: "These visions mean that every place where you are supposed to be at a specified time and you know what time you should be there, there are always angels distributing blessings for that specified time. If you arrive on time, you will receive your blessings but if you are late, you will miss your blessings for that day because the angels distribute the blessings only for that specific time. Victoria, I want to warn you because you go late for work and you go especially late to church services. You must know that at those times you have been late without any valid reason; you have forever missed out on your blessings for those days; they will never return to you again. Victoria you must stop this thing and do not ever do it again, unless you have a valid reason for being late."

When the Lord said those words I really wished I could disappear or give Him some acceptable excuses for my indiscipline. I told Him that sometimes I oversleep but He looked me straight in the eye and said that I was lying and that I had a bad tendency of going back to bed after I have woken up, to succumb to a desire to sleep for a ‘few more minutes'.

After Jesus had warned me, He said, "Stand up. Let us go. Time is fast running out and there are things we must do."

This time the Lord took me to a place where I have never been before; it was also the first time we took the road we walked on that day. We arrived in a garden filled with beautiful flowers and beautiful green trees: nothing on Earth can compare to this beauty. The flowers were in all kinds of beautiful, bright colors. We sat down on a beautiful garden bench, which was made from solid gold with small brightly-shining silver stars.

When we sat down, He pointed in front of us and said, "Victoria, look, can you see that city?" When I looked, I saw a very large, brightly lit city. It was beautiful beyond description. The city has a brightly shining golden gate and at this gate was a man, seated, who was of great age. He had a long, white beard and white hair. I had seen this man earlier and, when I asked Jesus who this man was, he told me that it was Abraham, the father of faith.

I saw many roads in that city, which are also paved with gold. There are high-rise buildings and they were also shining like gold. The shine and the glitter in the city is indescribable

Jesus turned to me and asked, "What do you think about that city?"

I answered that it was beautiful and I wanted to go there. Jesus said: "I will take you there if you continue to be obedient because that is also where your house will be. Stay obedient - because if you are disobedient, Victoria, crows will fly in your house. Your house will be a dwelling place of owls and a playground of ghosts. However, do not fear, because I am with you. Just obey. For everyone who is disobedient, his house will have crows flying there; it will be a dwelling place of owls and a playground of ghosts."

Jesus Christ is real and He loves us with a love that cannot be described, His greatest desire is for us to choose life and spend eternity with Him. His heart is aching for all those people who are dying and going to Hell because they chose to reject the Salvation He offered them and they chose death instead.

Whether you are a born-again Christian or not, please always remember this one thing:
Time is fast running out.